PopAds.net - The Best Popunder Adnetwork

20 December 2012

Makalah Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Periode 2012


BAB I
PENDAHULUAN
A.   LATAR BELAKANG
Selama hampir setengah abad, perhatian utama masyarakat perekonomian dunia tertuju pada cara-cara untuk mempercepat tingkat pertumbuhan pendapatan nasional. Para ekonom dan politisi dari semua negara, baik negara-negara kaya maupun miskin, yang menganut sistem kapitalis, sosialis maupun campuran, semuanya sangat mendambakan dan menomorsatukan pertumbuhan ekonomi (economic growth). Pada setiap akhir tahun, masing-masing negara selalu mengumpulkan data-data statistiknya yang berkenaan dengan tingkat pertumbuhan GNP relatifnya, dan dengan penuh harap mereka menantikan munculnya angka-angka pertumbuhan yang membesarkan hati. “Pengejaran pertumbuhan” merupakan tema sentral dalam kehidupan ekonomi semua negara di dunia dewasa ini. Seperti kita telah ketahui, berhasil-tidaknya program-program pembangunan di negara-negara dunia ketiga sering dinilai berdasarkan tinggi-rendahnya tingkat pertumbuhan output dan pendapatan nasional.
Mengingat konsep pertumbuhan ekonomi sebagai tolok ukur penilaian pertumbuhan ekonomi nasional sudah terlanjur diyakini serta diterapkan secara luas, maka kita tidak boleh ketinggalan dan mau tidak mau juga harus berusaha mempelajari hakekat dan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi tersebut. Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi memiliki definisi yang berbeda, yaitu pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan output per kapita yang terus menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan. Dengan demikian makin tingginya pertumbuhan ekonomi biasanya makin tinggi pula kesejahteraan masyarakat, meskipun terdapat indikator yang lain yaitu distribusi pendapatan. Sedangkan pembangunan ekonomi ialah usaha meningkatkan pendapatan per kapita dengan jalan mengolah kekuatan ekonomi potensial menjadi ekonomi riil melalui penanaman modal, penggunaan teknologi, penambahan pengetahuan, peningkatan ketrampilan, penambahan kemampuan berorganisasi dan manajemen.
Indonesia sebagai Negara berkembang tentunya sangat mendambakan pertumbuhan ekonomi yang pesat untuk menambah kesejahteraan masyarakatnya dan untuk mensejajarkan dirinya dengan Negara maju. Maka dari itu disini kita akan membahas kondisi pertumbuhan ekonomi yang dialami Indonesia pada awal tahun 2012 ini.

B.   RUMUSAN MASALAH
Bagaimana cara memajukan dan menyejahterakan masyarakat? Salah satu caranya adalah dengan menumbuhkan perekonomian. Pertumbuhan ekonomi suatu negara dewasa ini sudah menjadi salah satu tolok ukur kemajuan negara  tersebut.
Perumusan masalah yang digunakan adalah:
1.      Sebenarnya apa dan bagaimana seluk-beluk pertumbuhan ekonomi?
2.      Bagaimana analisis pertumbuhan ekonomi yang dicapai Indonesia pada periode 2012?

C.   TUJUAN PENULISAN
Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan makalah ini adalah:
1.      Mengetahui definisi dan teori-teori pertumbuhan ekonomi.
2.      Mengetahui pertumbuhan ekonomi yang dicapai Indonesia pada periode 2012.
3.      Mengetahui keunggulan dan kekurangan dari pertumbuhan ekonomi Indonesia.

D.   MANFAAT PENULISAN
1.      Bagi Penulis
Manfaat yang diperoleh dengan adanya penulisan makalah ini adalah:
a.       Sebagai tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.
b.      Dapat mengetahui teori pertumbuhan ekonomi dan bagaimana pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh Indonesia.
2.      Bagi Pembaca
Manfaat yang diperoleh dengan adanya penulisan makalah ini adalah:
a.       Dapat mengetahui teori-teori tentang pertumbuhan ekonomi.
b.      Mengetahui analisis mengenai pertumbuhan ekonomi yang dicapai Indonesia

E.    LANDASAN TEORI
Pengertian pertumbuhan ekonomi harus dibedakan dengan pembangunan ekonomi.Dalam makalah pertumbuhan ekonomi ini,penulis ingin menekankan bahwa pertumbuhan ekonomi hanyalah merupakan salah satu aspek saja dari pembangunan ekonomi yang lebih menekankan pada peningkatan output agregat khususnya output agregat per kapita. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila jumlah balas jasa riil terhadap penggunaan faktor-faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar daripada tahun sebelumnya. 
Indikator yang digunakan untuk menghitung tingkat Pertumbuhan Ekonomi:
a.       Tingkat Pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto)
b.      Tingkat Pertumbuhan PNB (Produk Nasional Bruto)

Dalam zaman ahli ekonomi klasik, seperti Adam Smith dalam buku karangannya yang berjudul An Inguiry into the Nature and Causes of the Wealt Nations, menganalisis sebab berlakunya pertumbuhan ekonomi dan faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi. Setelah Adam Smith, beberapa ahli ekonomi klasik lainnya seperti Ricardo, Malthus, Stuart Mill, juga membahas masalah perkembangan ekonomi .     

1.    Teori Inovasi Schum Peter
Pada teori ini menekankan pada faktor inovasi enterpreneur sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi kapitalilstik. Dinamika persaingan akan mendorong hal ini.

2.    Model Pertumbuhan Harrot-Domar
Teori ini menekankan konsep tingkat pertumbuhan natural.Selain kuantitas faktor produksi tenaga kerja diperhitungkan juga kenaikan efisiensi karena pendidikan dan latihan.Model ini dapat menentukan berapa besarnya tabungan atau investasi yang diperlukan untuk memelihara tingkat laju pertumbuhan ekonomi natural yaitu angka laju pertumbuhan ekonomi natural dikalikan dengan nisbah kapital-output.

3.    Model Input-Output Leontief.
Model ini merupakan gambaran menyeluruh tentang aliran dan hubungan antarindustri. Dengan menggunakan tabel ini maka perencanaan pertumbuhan ekonomi dapat dilakukan secara konsisten karena dapat diketahui gambaran hubungan aliran input-output antarindustri. Hubungan tersebut diukur dengan koefisien input-output dan dalam jangka pendek/menengah dianggap konstan tak berubah .

4.    Model Pertumbuhan Lewis
Model ini merupakan model yang khusus menerangkan kasus negara sedang berkembang banyak (padat) penduduknya. Tekanannya adalah pada perpindahan kelebihan penduduk disektor pertanian ke sektor modern kapitalis industri yang dibiayai dari surplus keuntungan.

5.    Model Pertumbuhan Ekonomi Rostow
Model ini menekankan tinjauannya pada sejarah tahap-tahap pertumbuhan ekonomi serta ciri dan syarat masing-masing. Tahap-tahap tersebut adalah tahap masyarakat tradisional, tahap prasyarat lepas landas, tahap lepas landas, tahap gerakan ke arah kedewasaan, dan akhirnya tahap konsumsi tinggi.



BAB II
PEMBAHASAN
A.   PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KENAIKAN PRODUKTIVITAS
Sementara negara-negara miskin berpenduduk padat dan banyak seperti Indonesia hidup pada taraf batas hidup dan mengalami kesulitan menaikkannya, beberapa negara maju seperti Amerika Serikat dan Kanada, negara-negara Eropa Barat, Australia, Selandia Baru, dan Jepang menikmati taraf hidup tinggi dan terus bertambah. Pertambahan penduduk berarti pertambahan tenaga kerja serta berlakunya hukum Pertambahan Hasil yang Berkurang mengakibatkan kenaikan output semakin kecil, penurunan produk rata-rata serta penurunan taraf hidup. Sebaliknya kenaikan jumlah barang-barang kapital, kemajuan teknologi, serta kenaikan kualitas dan keterampilan tenaga kerja cenderung mengimbangi berlakunya hukum Pertambahan Hasil yang Berkurang. Penyebab rendahnya pendapatan di negara-negara sedang berkembang adalah berlakunya hukum penambahan hasil yang semakin berkurang akibat pertambahan penduduk sangat cepat, sementara tak ada kekuatan yang mendorong pertumbuhan ekonomi berupa pertambahan kuantitas dan kualitas sumber alam, kapital, dan kemajuan teknologi.

B.   FAKTOR PENGGERAK PERTUMBUHAN EKONOMI
Dua hal esensial harus dilakukan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi adalah, pertama sumber-sumber yang harus digunakan secara lebih efisien. Ini berarti tak boleh ada sumber-sumber menganggur dan alokasi penggunaannya kurang efisien. Yang kedua, penawaran atau jumlah sumber-sumber atau elemen-elemen pertumbuhan tersebut haruslah diusahakan pertambahannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah:
1.      Faktor Sumber Daya Manusia
Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada sejauhmana sumber daya manusianya selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk melaksanakan proses pembangunan.
2.      Faktor Sumber Daya Alam
Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam dalam melaksanakan proses pembangunannya. Namun demikian, sumber daya alam saja tidak menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung oleh kemampaun sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia. Sumber daya alam yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang, kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.
3.      Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mendorong adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja yang semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian.
4.      Faktor Budaya
Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomi yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang dapat mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya sikap anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya.
5.      Sumber Daya Modal
Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.




C.   STRATEGI PERTUMBUHAN EKONOMI        

1.      Industrialisasi Versus Pembangunan Pertanian
Pembangunan pertanian bersifat menggunakan teknologi padat tenaga kerja dan secara relatif menggunakan sedikit kapital; meskipun dalam investasi pada pembuatan jalan, saluran dan fasilitas pengairan, dan pengembangan teknologinya. Kenaikan produktivitas sektor pertanian memungkinkan perekonomian dengan menggunakan tenaga kerja lebih sedikit menghasilkan kuantitas output bahan makanan yang sama. Dengan demikian sebagian dari tenaga kerja dapat dipindahkan ke sektor industri tanpa menurunkan output sector pertanian. Di samping itu pembangunan atau kenaikkan produktivitas dan output total sektor pertanian akan menaikan pendapatan di sektor tersebut.
2.      Strategi Impor Versus Promosi Ekspor
Stategi industrialisasi via substitusi impor pada dasarnya dilakukan dengan membangun industri yang menghasilkan barang-barang yang semula diimpor. Alternatif kebijakan lain adalah strategi industrialisasi via promosi ekspor. Kebijakan ini menekankan pada industrialisasi pada sektor-sektor atau kegiatan produksi dalam negeri yang mempunyai keunggulan komparatif hingga dapat memproduksinya dengan biaya rendah dan bersaing dengan menjualnya di pasar internasional. Strategi ini secara relatif lebih sukar dilaksanakan karena menuntut kerja keras agar bisa bersaing di pasar internasional.
3.      Perlunya Disertivikasi
Usaha mengadakan disertivikasi bagi negara-negara pengekspor utama minyak dan gas bumi merupakan upaya mempertahankan atau menstabilkan penerimaan devisanya.

D. ASPEK HUBUNGAN EKONOMI INTERNASIONAL DALAM PERTUMBUHAN EKONOMI
1.    Perluasan Perdagangan
Negara-negara maju telah berkembang merupakan sumber atau pensuplai barang-barang kapital. Di samping itu mereka juga merupakan pasar yang luas dan cukup besar yang membeli ekspor hasil-hasil pertanian, pertambangan, bahan mentah, ataupun barang-barang manufaktur oleh negara-negara sedang berkembang. Penurunan harga di pasar dunia akan bahan-bahan mentah produk pertanian ataupun hasil pertambangan akan sama seperti halnya turunnya harga minyak bumi ataupun harga tembaga di pasaran internasional.
2.    Aliran Penanaman Modal (Investasi) Asing
Aliran kapital atau investasi asing dari luar negeri baik oleh sector pemerintah maupun swasta asing dapat merupakan suplemen atau pelengkap bagi usaha pemecahan lingkaran setan kemiskinan. Penanaman modal asing banyak bergerak di sektor eksplorasi sumber alam berupa pertambangan, kehutanan, perikanan, dan juga di sektor manufacturing. Swasta asing yang melakukan investasi umumnya merupakan perusahaan besar multinasional.
3.      Bantuan Luar Negeri Berupa Hadiah dan Pinjaman
Bantuan asing bisa diberikan secara langsung atau melalui lembaga keuangan internasional. Contoh bantuan langsung berupa hadiah atau pinjaman yang diberikan oleh US-AID (United State Agency for International Development), suatu lembaga bantuan luar negeri pemerintah Amerika Serikat, atau dari badan-badan luar negeri yang serupa dari negara-negara maju telah berkembang lainnya.

D.   ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA
I.    NILAI PDB MENURUT LAPANGAN USAHA TRIWULAN I-2011, TRIWULAN IV-2011, DAN TRIWULAN I-2012
PDB atas dasar harga berlaku pada triwulan I-2011 mencapai Rp1.750,9 triliun, kemudian pada triwulan IV-2011 meningkat menjadi Rp1.921,6 triliun dan pada triwulan I-2012 meningkat lagi menjadi Rp1.972,4 triliun. Demikian pula PDB atas harga konstan 2000 triwulan I-2011 adalah sebesar Rp595,2 triliun kemudian triwulan IV-2011 meningkat menjadi Rp624,0 triliun dan pada triwulan I-2012 meningkat lagi menjadi Rp632,8 triliun.
Atas dasar harga berlaku, sektor ekonomi yang menunjukkan nilai tambah bruto yang terbesar pada triwulan I-2012 adalah Sektor Industri Pengolahan sebesar Rp465,8 triliun, kemudian Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan sebesar Rp300,2 triliun, disusul oleh Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran sebesar Rp266,5 triliun, Sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar Rp251,0 triliun, Sektor Jasa-jasa sebesar Rp202,0 triliun, Sektor Konstruksi sebesar Rp198,5 triliun, Sektor Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan sebesar Rp143,4 triliun, dan Sektor Pengangkutan dan Komunikasi sebesar Rp130,2 triliun, serta terakhir Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih sebesar Rp14,8 triliun.
Pada perhitungan atas dasar harga konstan 2000, kesembilan sektor di atas memberikan nilai tambah bruto berturut-turut yaitu Sektor Industri Pengolahan sebesar Rp160,6 triliun, Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran Rp112,0 triliun, Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan Rp82,1 triliun, Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Rp63,9 triliun, Sektor Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan Rp61,6 triliun, Sektor Jasa-jasa Rp59,1 triliun, Sektor Pertambangan dan Penggalian Rp48,2 triliun, Sektor Konstruksi Rp40,5 triliun dan Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih Rp4,8 triliun.



Tabel 1








PDB Menurut Lapangan Usaha






Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000






(triliun rupiah)
















Lapangan Usaha


Harga Berlaku


Harga Konstan 2000













Triw I-2011
Triw IV-2011
Triw I-2012

Triw I-2011
Triw IV-2011
Triw I-2012

















(1)

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

1.
Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan
274,8
241,8
300,2
79,0
67,9
82,1

208,8
239,9
251,0
46,9
47,9
48,2

2.
Pertambangan dan Penggalian



422,7
470,6
465,8
152,0
163,9
160,6

3.
Industri Pengolahan



13,1
14,6
14,8
4,5
4,9
4,8

4.
Listrik, Gas, dan Air Bersih



173,8
204,3
198,5
37,8
42,2
40,5

5.
Konstruksi



237,5
268,2
266,5
103,2
114,1
112,0

6.
Perdagangan, Hotel dan Restoran



116,9
129,3
130,2
57,9
63,0
63,9

7.
Pengangkutan dan Komunikasi


8.
Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan

128,7
139,0
143,4
57,9
60,2
61,6

9.
Jasa-Jasa

174,6
213,9
202,0
56,0
59,9
59,1


PDB

1 750,9
1 921,6
1 972,4
595,2
624,0
632,8


PDB Tanpa Migas

1 603,9
1 765,5
1 807,9
560,1
589,1
597,8





II.      PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN  I-2012

Perekonomian Indonesia pada triwulan I-2012 bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (q-to-q), yang digambarkan oleh PDB atas dasar harga konstan 2000, mengalami peningkatan sebesar 1,4 persen. Peningkatan tersebut terjadi pada Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan (20,9 persen), Sektor Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan (2,3 persen), Sektor Pengangkutan dan Komunikasi (1,3 persen), dan Sektor Pertambangan dan Penggalian (0,7 persen). Sektor-sektor yang mengalami penurunan adalah Sektor Jasa-Jasa (turun 1,3 persen), Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih (turun 1,5 persen), Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (turun 1,8 persen), Sektor Industri Pengolahan (turun 2,0 persen), dan Sektor Konstruksi (turun 4,1 persen).
Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan pada triwulan I-2012 meningkat tajam 20,9 persen terhadap triwulan IV-2011, sebagai refleksi dari mulai adanya musim panen tanaman padi, dengan kenaikan Subsektor Tanaman Bahan Makanan sebesar 61,0 persen. Subsektor Pertanian lainnya mengalami penurunan masing-masing sebesar 17,7 persen untuk Subsektor Kehutanan, 16,0 persen untuk Subsektor Tanaman Perkebunan, 3,1 persen Subsektor Peternakan dan Hasil-hasilnya, dan 2,1 persen untuk Subsektor Perikanan.
Sektor Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan (q-to-q) tumbuh sebesar 2,3 persen. Peningkatan di Sektor Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan tersebut terutama ditunjang oleh Subsektor Bank yang tumbuh sebesar 4,8 persen.
Sektor Pengangkutan dan Komunikasi (q-to-q) tumbuh sebesar 1,3 persen, dimana penyumbang terbesar ditunjang oleh Subsektor Komunikasi yang tumbuh sebesar 2,1 persen.
Sektor Pertambangan dan Penggalian (q-to-q) tumbuh sebesar 0,7 persen. Peningkatan di Sektor Pertambangan dan Penggalian tersebut terutama ditunjang oleh Subsektor Pertambangan Bukan Migas yang tumbuh sebesar 3,8 persen.
PDB Tanpa Migas secara berantai (q-to-q) triwulan I-2012 dibandingkan triwulan IV-2011 tumbuh sebesar 1,5 persen. Sementara bila triwulan I-2012 dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya (y-on-y) tumbuh sebesar 6,7 persen.



Tabel 2

Laju Pertumbuhan PDB Menurut Lapangan Usaha

(persen)


Triwulan I-2012
Triwulan I-2012
Sumber



Pertumbuhan


Lapangan Usaha
terhadap
terhadap


Triwulan I-2012



Triwulan IV-2011
Triwulan I-2011



(y-on-y)













(1)
(2)
(3)
(4)

1.
Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan
20,9
3,9
0,5

2.
Pertambangan dan Penggalian
0,7
2,9
0,2

3.
Industri Pengolahan
-2,0
5,7
1,4

4.
Listrik, Gas, dan Air Bersih
-1,5
6,1
0,1

5.
Konstruksi
-4,1
7,3
0,5

6.
Perdagangan, Hotel, dan Restoran
-1,8
8,5
1,5

7.
Pengangkutan dan Komunikasi
1,3
10,3
1,0

8.
Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan
2,3
6,3
0,6

9.
Jasa-Jasa
-1,3
5,5
0,5


PDB
1,4
6,3
6,3


PDB Tanpa Migas
1,5
6,7




III.      STRUKTUR PDB MENURUT LAPANGAN USAHA TRIWULAN I-2012

Pada Triwulan I-2012, sektor ekonomi yang memiliki peranan terbesar adalah Sektor Industri Pengolahan yaitu sebesar 23,6 persen, diikuti oleh Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 15,2 persen, Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran sebesar 13,5 persen, Sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar 12,7 persen, dan Sektor Jasa-jasa sebesar 10,2 persen, serta Sektor Konstruksi sebesar 10,1 persen. Secara keseluruhan keenam sektor tersebut mempunyai andil peranan sebesar 85,3 persen dalam PDB. Sedangkan tiga sektor lainnya mempunyai andil masing-masing kurang dari 10 persen. Sementara itu peranan seluruh sektor ekonomi tanpa migas pada triwulan I-2012 sebesar 91,7 persen.
Sektor Pertambangan dan Penggalian, Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih, Sektor Konstruksi, dan Sektor Jasa-jasa mengalami kenaikan peranan pada triwulan I-2012 dibanding triwulan I-2011, sedangkan Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan, Sektor Industri Pengolahan, Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, Sektor Pengangkutan dan Komunikasi, dan Sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan mengalami penurunan. Bila dibandingkan dengan triwulan IV-2011 Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan, Sektor Pertambangan dan Penggalian, dan Sektor Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan mengalami peningkatan sedang sektor-sektor lainnya relatif turun. Dengan demikian, khusus peranan Sektor Pertambangan dan Penggalian pada triwulan I-2012 mengalami peningkatan baik dibanding triwulan I-2011 ataupun triwulan IV-2011 (lihat Tabel 3).




Tabel 3








Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010–2011,





Triwulan I-2011, Triwulan IV-2011, dan Triwulan I-2012







(persen)


















Lapangan Usaha
2010
2011
2011

Triw I-2012



Triw I
Triw IV











(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)


1.
Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan
15,3
14,7
15,7
12,6
15,2









2.
Pertambangan dan Penggalian
11,1
11,9
11,9
12,5
12,7









3.
Industri Pengolahan
24,8
24,3
24,1
24,5
23,6









4.
Listrik, Gas, dan Air Bersih
0,8
0,8
0,7
0,8
0,8









5.
Konstruksi
10,3
10,2
9,9
10,6
10,1









6.
Perdagangan, Hotel, dan Restoran
13,7
13,8
13,6
14,0
13,5









7.
Pengangkutan dan Komunikasi
6,6
6,6
6,7
6,7
6,6









8.
Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan
7,2
7,2
7,4
7,2
7,3









9.
Jasa-Jasa
10,2
10,5
10,0
11,1
10,2











PDB
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0




PDB Tanpa Migas
92,2
91,5
91,6
91,9
91,7


IV.
PDB Menurut Pengeluaran Triwulan I-2012







Ditinjau dari sisi pengeluaran atau permintaan, PDB Indonesia terdiri dari berbagai komponen pengeluaran, yaitu Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga, Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah, Komponen Investasi Fisik (PMTB dan Perubahan Inventori), serta Komponen Ekspor dan Impor Barang dan Jasa.








Tabel 4

PDB menurut Pengeluaran

Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (triliun rupiah)

Jenis Pengeluaran

Harga Berlaku


Harga Konstan 2000


Triw I-2011
Triw IV-2011
Triw I-2012

Triw I-2011
Triw IV-2011
Triw I-2012






(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

1.
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga
964,4
1 063,1
1 085,1
334,6
349,5
351,2

2.
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
118,3
223,9
137,4
36,3
70,0
38,4

3.
Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)
543,8
649,3
628,0
140,4
162,1
154,3

4.
Perubahan Inventori+Diskrepansi Statistik
90,3
-19,4
120,7
22,7
-30,5
23,7

5.
Ekspor Barang dan Jasa
441,9
511,7
489,4
280,0
325,3
301,9

6.
Dikurangi Impor Barang dan Jasa
407,8
507,0
488,2
218,8
252,4
236,7


PDB
1 750,9
1 921,6
1 972,4
595,2
624,0
632,8



V.   PROFIL SPASIAL PEREKONOMIAN INDONESIA MENURUT KELOMPOK PROVINSI TRIWULAN I-2012

Struktur perekonomian Indonesia secara spasial pada triwulan I-2012 masih didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Kelompok provinsi di Pulau Jawa memberikan kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Bruto, yakni sebesar 57,5 persen, diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar 23,6 persen, Pulau Kalimantan 9,8 persen, Pulau Sulawesi 4,5 persen, Bali dan Nusa Tenggara 2,4 persen, dan kontribusi terkecil berasal kelompok provinsi di Pulau Maluku dan Papua, yakni sebesar 2,2 persen.
Provinsi-provinsi yang memberikan sumbangan terbesar Di Pulau Jawa, adalah DKI Jakarta (16,2 persen), Jawa Timur (14,7 persen), Jawa Barat (14,2 persen) dan Jawa Tengah (8,4 persen). Pada Pulau Sumatera, tiga provinsi penyumbang terbesar adalah Riau (6,9 persen), Sumatera Utara (5,3 persen) dan Sumatera Selatan (3,0 persen).
Provinsi penyumbang terbesar di Pulau Kalimantan adalah Kalimatan Timur sebesar 6,9 persen, sedangkan provinsi penyumbang terbesar di Pulau Sulawesi adalah Sulawesi Selatan sebesar 2,2 persen.





Tabel 5





Peranan Wilayah/Pulau dalam Pembentukan PDB Nasional





(persen)













Wilayah/Pulau
2010
2011

2011
Triw I-


Triw I
Triw IV
2012







(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

1.
Sumatera
23,1
23,5
23,5
23,6
23,6

2.
Jawa
58,1
57,6
57,9
57,5
57,5

3.
Bali dan Nusa Tenggara
2,7
2,6
2,5
2,6
2,4

4.
Kalimantan
9,2
9,6
9,3
9,7
9,8

5.
Sulawesi
4,5
4,6
4,5
4,6
4,5

6.
Maluku dan Papua
2,4
2,1
2,3
2,0
2,2


Total
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0


BAB III
PENUTUP
A.   KESIMPULAN
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2012 masih tetap stabil dan mampu bertahan dari gejolak ekonomi yang melanda Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 6,3 persen. Indonesia akan mempertahankan angka pertumbuhan 6,3 persen dengan mewaspadai adanya pelemahan ekspor dan capital outflow pada tahun ini. Momentum pertumbuhan di Asia sedikit mengalami penurunan, akibat krisis utang di Eropa, kenaikan harga minyak serta terganggunya rantai distribusi akibat bencana di Jepang. Dibandingkan dengan banyak negara lain, pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak rendah. Bahkan ketika krisis keuangan global yang menimpa hampir semua negara, sebagai akibat dari krisis kredit perumahan (prime morgate loans) di Amerika, yang bermula pada tahun 2006 sampai tahun 2009, ekonomi Indonesia tidak mengalami goncangan yang berarti. Kemampuan untuk meredam akibat dari keuangan ini dapat terjadi berkat kebijakan makro ekonomi yang hati-hati dan tepat, di samping kondisi keterbukaan yang memangnya tidak sebesar negara-negara tetangga seperti Singapore dan Malaysia.
Sejauh ini kesimpulan umum yang muncul adalah Asia relatif bisa mengatasi krisis, bahkan Asia, termasuk Indonesia, berpotensi memakmurkan rakyat. Perbankan Asia sudah belajar dari krisis 1997 dengan memperkuat modal sehingga relatif kuat menghadapi gejolak ekonomi. Pemerintahan Asia juga punya dana cadangan untuk menolong pasar dalam kasus terjadi pelarian investor. Sektor konsumsi domestik di negara-negara Asia termasuk Indonesia, menjadi salah satu pengaman dalam menjaga ketahanan ekonomi secara keseluruhan dan berlindung terhadap dampak krisis secara langsung.  Tingkat investasi swasta juga diperkirakan makin meningkat terutama bagi Indonesia dan India karena saat ini Asia merupakan wilayah yang paling menjanjikan untuk berinvestasi.
Namun, dengan pertumbuhan yang diperkirakan masih stabil, lanjut dia, pemerintah patut mewaspadai tingginya laju inflasi pada tahun depan. Laju inflasi dapat menjadi `potential risk` dan patut diwaspadai. Untuk itu dibutuhkan kebijakan moneter yang tepat dalam penentuan suku bunga dan mendukung pertumbuhan ekonomi, bagi Indonesia, potensi lain masih tersedia seperti pembangunan wilayah dengan tujuan agar pembangunan tidak timpang alias terfokus di satu wilayah seperti Pulau Jawa. Karena berkembangnya pembangunan wilayah lain juga akan menghasilkan sumber permintaan baru. Inilah sekelumit kesempatan pembangunan ekonomi, karena Asia dan Indonesia masih dalam tahap awal pembangunan. Indonesia dan Asia belum berada pada titik jenuh ekonomi, bahkan memiliki banyak kesempatan untuk mengembangkan ekonomi yang pada akhirnya memakmurkan rakyat. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang relative stabil ini masih menyisakan pekerjaan rumah bagi Indonesia untuk melaksanakan pemerataan pendapatan serja juga untuk melaksanakan pemerataan pembangunan.
SARAN
Pertumbuhan ekonomi yang pesat dan stabil tentu bukan menjadi apa-apa jika tidak diimbangi dengan pemerataan pendapatan dari masyarakat Indonesia itu sendiri. Jadi alangkah baiknya jika pemerintah juga sangat memperhatikan pemerataan pendapatan yang terjadi dewasa ini.
Pemerataan pembangunan infrastruktur Indonesia juga patut menjadi sorotan. Karena pembangunan infrastruktur yang memadai akan  membawa daerah tersebut pada iklim ekonomi dan investasi yang menjanjikan. Saat ini, pembangunan hanya terpusat di Pulau Jawa dan diikuti Pulau Sumatera. Pulau-pulau besar seperti Sulawesi, Kalimantan, Papua masih jauh dari infrastruktur yang memadai. Hal ini mungkin dapat menjadi masukan untuk pemerintah supaya mengembangkan pemerataan infrastruktur untuk memaksimalkan potensi pembangunan.
DAFTAR PUSTAKA
Berita Resmi Statistik No. 31/05/Th. XV, 7 Mei 2012. 2012. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Anonymousa. 2011. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2012 diperkirakan stabil, (Online), (http://www.pajak.go.id/content/pertumbuhan-ekonomi-indonesia-2012-diperkirakan-stabil, diakses tanggal 31 mei 2012).
BPS. 2011. Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan di Indonesia, (Online), (http://jaktimkota.bps.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=194:pertumbuhan-ekonomi-dan-kemiskinan-di-indonesia&catid=57:frontpage, diakses tanggal 31 Mei 2012).
Saragih, Simon & Marcus Suprihadi. 2012. Indonesia Punya Potensi Besar Makmurkan Rakyat, (Online), (http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/05/30/14593465/Indonesia.Punya.Potensi.Besar.Makmurkan.Rakyat, diakses tanggal 31 Mei 2012).
Anonymousb. 2011. Makalah Pertumbuhan Ekonomi, (Online), (http://fikhbosua.blogspot.com/2011/10/makalah-pertumbuhan-ekonomi.html, diakses tanggal 27 Mei 2012).
Ramdhani, Pratama R. 2010. Contoh Makalah Pertumbuhan Ekonomi, (Online), (http://matakuliahekonomi.wordpress.com/2010/10/21/contoh-makalah-pertumbuhan-ekonomi/, diakses tanggal 27 Mei 2012).
Anonymousc.  2011. Teori Pertumbuhan Ekonomi, (Online), (http://jurnalpendidikanislam.blogspot.com/2011/12/makalah-ekonomi-teori-pertumbuhan.html, diakses tanggal 27 Mei 2012).
Angrumningsi, Risa. 2011. Tugas Makalah Perekonomian Indonesia, (Online), (http://risnaangrum.wordpress.com/2011/04/05/tugas-makalah-perekonomian-indonesia/, diakses tanggal 27 Mei 2012).
Anonymousd. 2009. Makalah Pertumbuhan Ekonomi, (Online), (http://cafe-ekonomi.blogspot.com/makalah-pertumbuhan-ekonomi.html, diakses tanggal 27 Mei 2012).


No comments:

Post a Comment

About Me

Let's enjoy the magnificence of your life
free counters

Total Pageviews

Copyright© 2015 Magnificence of Life - Designed by Seo Blogger Templates